1.
PENGERTIAN MEDIA AUDIO DAN AUDIO VISUAL
A.
Media Audio
Media
Audio (media dengar) adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui
indera pendengaran. Dengan kata lain, media audio berkaitan dengan indera
pendengaran. Pesan yang disampaikan melalui media audio berupa lambang-lambang
auditif baik verbal maupun non verbal.Pesan atau informasi yang disampaikan
dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif yang berupa kata-kata, musik, dan sound
effect. Media audio diartikan sebagai media yang mengandung pesan dalam
bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan anak untuk mempelajari isi tema.
Media
audio dapat digunakan untuk dua jenis keterampilan berbahasa secara lisan. Penggunaan media audio dimaksudkan untuk
memberikan pengalaman melalui rangsangan yang bersifat lisan. Karakteristik
pengetahuan yang disampaikan tidak bersifat umum, tetapi lebih mengkhususkan
pada materi-materi lisan. Inilah kelebihan sekaligus kelemahan media audio.
Dianggap kelebihan karena dapat merangsang dan melatih daya pendengaran dan
daya wicara siswa dengan lebih maksimal.[1]
Media Audio menurut Sadiman (2005:49) adalah media untuk menyampaikan pesan
yang akan disampaikan dalam bentuk lambang-lambang auditif, baik verbal ( ke
dalam kata-kata atau Bahasa lisan ) maupun non verbal. Sedangkan menurut Sudjana dan Rivai
(2003:129) Media Audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan
dalam bentuk auditif (pita suara atau
piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan
siswa sehingga terjadi proses belajar-mengajar.
Media audio mempunyai sifat yang khas, yaitu:
z Hanya mengandalkan suara (indera pendengaran)
z Personal
z Cenderung satu arah
z Mampu menggugah imajinasi
Terdapat
beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan apabila akan menggunakan media
audio untuk siswa yaitu:
(a)
Media ini hanya akan mampu melayani secara baik mereka yang sudah memiliki
kemampuan dalam berpikir abstrak. Sedangkan guru perlu mempertimbangkan
penerapannya pada anak usia dini, karena pada fase ini anak dalam kategori cara
berpikir secara konkrit, oleh karena itu penggunaan media audio bagi anak-anak
perlu dilakukan berbagai modifikasi disesuaikan dengan kemampuan anak.
(b)
Media audio ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibanding
media lainnya, oleh karena itu jika akan menggunakan media audio untuk
anak-anak usia dini, dibutuhkan teknik-teknik tertentu yang sesuai dengan
kemampuan anak.
(c)
Karena sifatnya yang auditif, jika Anda ingin memperoleh hasil belajar yang
dicapai anak lebih optimal, diperlukan juga pengalaman-pengalaman secara
visual. Kontrol belajar bisa dilakukan melalui penguasaan perbendaharaan
kata-kata, bahasa, dan susunan kalimat.
B. Media Audio Visual
Media pembelajaran sangat beraneka ragam. Berdasarkan hasil
penelitian para ahli, ternyata media yang beraneka ragam itu hampir semua
bermanfaat.Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini,
dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah
ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru.
Dari ketiga jenis media yang ada yang biasa digunakan dalam proses
pembelajaran, bahwasanya media audio-visual adalah media yang mencakup 2 jenis
media yaitu audio dan visual. Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur
suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik,
karena meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat).[2]
Dengan menggunakan media audiovisual ini maka penyajian isi tema
kepada anak akan semakin lengkap dan optimal. Selain itu media ini dalam
batas-batas tertentu dapat menggantikan peran dan tugas guru. Dalam hal ini
guru tidak selalu berperan sebagai penyampai materi karena penyajian materi
bisa diganti oleh media. Peran guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar,
yaitu memberikan kemudahan bagi anak untuk belajar. Contoh dari media
audiovisual ini diantaranya program televisi atau video, program slide suara,
dan sebagainya.
Sedangkan menurut Arsyad (2002 : 9) media berbasis audio visual
adalah media visual yang mengandung penggunaan suara tambahan untuk
memproduksinya.Media audio visual adalah seperangkat alat yang dapat
memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Paduan antara gambar dan suara
membentuk karakter sama dengan obyek aslinya. (Snaky, 2010 : 105) Sudjana dan
Rivai (2003: 58) mengemukakan bahwa media audio visual adalah sejumlah
peralatan yang dipakai oleh para guru dalam menyampaikan konsep, gagasan dan
pengalaman yang ditangkap oleh indera pandang dan pendengaran. Berdasarkan
pengertian-pengertian yang telah diberikan, maka media audiovisual adalah media
penyalur pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan.
Audio Visual adalah media intruksional modern yang sesuai dengan
perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi media
yang dilihat dan didengar. (Rohani, 1997 :97-98). “Media audio visual adalah
merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui
pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa
mampu memperoleh penegtahuan, keterampilan, atau sikap.” Menurut ( Hermawan,
2007 ) mengemukakan bahwa “Media Audio Visual adalah media intruksional modern
yang sesuai dengan perkembangan zaman ( kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi )
meliputi media yang dapat dilihat dan didengar.”
2.
Jenis-Jenis Media Audio Visual
Adapun perinciannya
adalah sebagai berikut:
a.
Audio-Visual Murni
Audio-visual murni atau sering disebut dengan audio-visual gerak yaitu
media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, unsur suara
maupun unsur gambar tersebut berasal dari suatu sumber.
1. Film Bersuara
Film bersuara ada
berbagai macam jenis, ada yang digunakan untuk hiburan seperti film komersial
yang diputar di bioskop-bioskop. Akan tetapi, film bersuara yang dimaksud dalm
pembahasan ini ialah film sebagai alat pembelajaran. Film merupakan media yang amat
besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar. Film yang baik
adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa sehubungan dengan apa yang
dipelajari. Oemar Hamalik mengemukakan prinsip pokok yang berpegang kepada 4-R
yaitu : “ The right film in the right place at the right time used in the
right way”.[3]
Secara singkat apa yang
telah dilihat pada sebuah film, video, ataupun televisi hendaknya dapat
memberikan hasil yang nyata kepada siswa. Film yang baik memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a) Sesuai dengan tema
pembelajaran
b) Dapat menarik minat
siswa
c) Benar dan autentik
d) Up to date dalam
setting, pakaian dan lingkungan
e) Sesuai dengan tigkat
kematangan siswa
f) Perbendaharaan
bahasa yang benar[4]
2. Video
Video sebagai media
audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam
masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif, bisa
bersifat informative, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film
dapat digantikan oleh video. Tapi tidak berarti bahwa video akan menggantikan
kedudukan film. Media video merupakan salah satu jenis media audio visual,
selain film yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran.
3. Televisi
Selain film dan video, televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan
pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsur gerak.
b. Audio-Visual tidak murni
Audio Visual tidak
murni yaitu media yang unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang
berbeda.[5]
Audio-visual tidak murni ini sering disebut juga dengan audio-visual diam plus
suara yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti:
1.
Sound slide (Film
bingkai suara)
Slide atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan alat audio-visual
yang lengkap, karena suara dan rupa berada terpisah, oleh sebab itu slide atau
filmstrip termasuk media audio-visual saja atau media visual diam plus suara.
Gabungan slide (film bingkai) dengan tape audio adalah jenis system multimedia
yang paling mudah diproduksi. [6]
2.
Film rangkai suara
Berbeda dengan film bingkai, gambar (frame)
pada film rangkai berurutan merupakan satu kesatuan. Ukurannya sama dengan film
bingkai, yaitu 35 mm. Jumlah gambar satu rol film rangkai antara 50-75 gambar
dengan panjang kurang lebih 100 sampai dengan 130, tergantung pada isi film
itu.
3. Jenis-Jenis Media Audio
a. Radio
Radio adalah media auditif yang mudah sekali
mendapat gangguan, baik secara alami maupun yang bersifat teknis. Kamunikasinya
bersifat satu arah, sehingga siswa (pendengar) tidak dapat memberikan umpan
balik. Kontrol terhadap pemahaman pendengar pun sulit dilakukan. Selanjutnya,
jika penyajiannya tidak menarik,maka akan mudah dilupakan atau bahkan
ditinggalkan.
Namun demikian, jika dipersiapkan secara matang
dan diantisipasi hal-hal tersebut, maka radio dapat efektif untuk pembelajaran,
terutama untuk melatih imajinasi pendengarnya. Kelebihan yang lain adalah
kepraktisan media ini untuk dibawa ke berbagai tempat, karena daya jangkaunya
yang cukup luas. Pada program-program tertentu, pendengar dapat mendapatkan
informasi yang cukup aktual dan langsung dari penutur aslinya. Untuk merancang
media radio, ada 4 (empat) hal yang harus diperhatikan, yakni produksi siaran,
pemancar, sistem modulasi, dan pesawat penerimanya. Bagian produksi bertugas
untuk memproduksi suara yang akan disiarkan baik berupa suara penyiar, musik,
ataupun penceramah. [7]
Agar
siaran radio berhasil, maka naskah siaran harus disiapkan, baik gaya bahasa,
kelincahan, keragaman, musik, maupun sound effect.
a). Kekurangan media radio:
·
Hanya selintas
·
Hanya mengandalkan suara
·
Hanya mengandalkan suara
·
Cenderung sifat komunikasinya satu arah
·
Siarannya disentralisasikan sehingga guru tak dapat
mengontrol
·
Integrasi siaran radio yang bersifat mendidik jarang
ditemukan
b). Kelebihan media radio:
·
Personal
·
Cepat
·
Jangkauan luas
·
Imajinatif, dapat merangsang imajinasi
·
Sederhana
·
Mudah di bawa-bawa dna harganya murah
·
Siaran langsung
·
Siswa dapat memusatkan perhatian pada bunyi
·
Dapat menyajikan laporan seketika (on the spot)
b. Tape recorder
Penggunaan
tape recorder bersifat lebih sederhana daripada radio. Yang perlu
dipersiapkan adalah kaset atau CD, dan tape recorder. Untuk menghindari
ketidakjelasan suara dapat digunakan pengeras jika memang diperlukan (adalam
ruang besar).
1) Kelebihan dari tape recorder yakni:
·
Tape Recorder sudah menjadi peralatan yang sangat lumrah dalam rumah tangga,
sekolah, mobil, bahkan kantongan (walkman). Karena harga yang cenderung
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, ketersediannya dapat diandalkan.
·
Rekaman dapat
digandakan untuk keperluan perorangan sehingga pesan dan isi pelajaran dapat
berada di beberapa tempat pada waktu yang bersamaan
·
Merekam peristiwa atau
isi pelajaran untuk digunakan berulang-ulang.
·
Rekaman memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan diri sendiri sebagai alat diagnosis
guna membantu meningkatkan keterampilan mengucapkan, membaca, dan mengaji atau
berpidato.
·
Pengoperasian tape
recorder relatif mudah
2) Kekurangan dari tape recorder yakni:
Ø Dalam suatu rekaman, sulit menentukan lokasi suatu pesan atau informasi.
Jika pesan atau informasi itu berada ditengah-tengah, maka akan memakan waktu
lama untuk menemukannya.
Ø Kecepatan merekam dan pengaturan trek yang bermacam-macam menimbulkan
kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam
yang berbeda dengannya.
Ø Rekaman hanya memberikan konsumsi suara saja,
Ø Komunikasi hanya satu arah saja,
Ø Pita kaset suara memiliki kekuatan terbatas, dan
Ø Tidak memiliki jangkauan yang luas.
c. Media Laboratorium Bahasa
Laboratorium
bahasa, dikategorikan sebagai media audio, karena media ini menggunakan
seperangkat “alat-alat audio” yang berupa taperecorder dan pita kaset yang
disalurkan melalui kabel pada headphone. Dengan perangkat alat-alat ini,
program pengajaran bahasa dapat mengkoordinasi pendengaran pembelajar sehingga
lebih terkonsentrasi pada materi pelajaran bahasa . Laboratorium bahasa,
merupakan alat untuk melatih pembelajar mendengar dan berbicara dalam bahasa
asing dengan jalan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Media
yang dipakai adalah alat perekam . Jadi, dapat dikatakan bahwa media
laboratorium bahasa, terdiri dari :
1. Media audio, terdiri dari seperangkat alat-alat eloktronik auditif.
2. Melatih pembelajar mendengarkan dan berbicara
Manfaat media
laboratorium bahasa diantaranya sebagai berikut :
1)
Latihan
pendengaran, sehingga seseorang dapat melafalkan kata-kata asing yang didengar
melalui headphone secara fasih seperti aslinya.
2)
Latihan
mengucapkan, pembelajar menirukan ucapan pengajar yang melalui headphone secara
baik dan tepat.
3)
Pembelajar
dapat membandingkan ucapannya dengan ucapan pengajar.
4)
Pembelajar
dapat segera memperbaiki kesalahan-keselahan yang dibuatnya.
5)
Laboratorium
bahasa, selain dimanfaatkan untuk pengajaran bahasa asing, juga dapat
dipergunakan untuk pengajaran al-Qur’an. Pengajaran membaca al-Qur’an juga
mengandalkan “pendengaran” [audio] untuk mengidentifikasi ucapan huruf-huruf
secara benar dan fasih. Maka dengan pengajaran membaca al-Qur’an melalui
laboratorium bahasa, pembelajar dapat mendengarkan bacaan al-Qur’an secara
jelas dan fasih dari pengajar, pembelajar dapat menirukan ucapan dan bacaan
pengajar, dan sekaligus dapat mendengarkan bacaan sendiri, pembelajar dapat
membandingkan bacaannya sendiri dengan bacaan pengajarnya, dan dapat melakukan
perbaikan apabila terjadi kesalahan bacaan dari pembelajar itu sendiri.
Tekanan utama “media laboratorium bahasa” adalah pada:
1.
“Pendengaran”,
yaitu cara mendengarkan yang benar sangat penting dalam proses belajar bahasa
asing dan belajar membaca al-Qur’an, sehingga tidak terjadi salah persepsi,
mengucapkan, membaca serta memberikan makna atau terjemahan. Apabila kesalahan
dalam mendengar akan mengacaukan ucapan, bacaan dan pemaknaan selanjutnya yang
juga berakibat pada kesalahan persepsi.
2.
Latihan
mengucapkan dengan baik dan fasih, maka untuk pembelajaran membaca Qur’an,
lebih efektif dapat dilakukan dengan menggunakan media Laboratorium Bahasa.
Tetapi perlu diketahui bahwa pengadaan laboratorium bahasa cukup
mahal, karena memerlukan biaya yang cukup besar, sehingga jarang
sekolah-sekolah memiliki laboratorium bahasa sendiri. Selain mahal
pengadaannya, juga daya tampung laboratorium bahasa sangat terbatas, paling
banyak dapat menampung maksimal 30 pembelajar.
a. Media Laboratorium Bahasa
4. Macam-Macam Alat Penyimpanan Audio
a. Piringan hitam (PH)
Alat penyimpanan file audio (modern) yang pertama
ditemukan adalah piringan hitam. Ia memiliki pena bergetar yang berfungsi untuk
menghasilkan bunyi/suara dari sebuah disc. Alat yang diperlukan untuk memutar
piringan hitam adalah Gramorphone.
b. Kaset
Kaset adalah alat
penyimpanan file audio yang berbentuk pita kaset. Setiap pita kaset mampu
menyimpan file audio yang berdurasi sekitar 1 jam di setiap sisinya. Kualitas
suaranya cukup baik.Penurunan kualitas suara dapat terjadi jika pita kaset
rusak, jamuran, kotor dan lain-lain.Alat untuk memutar kaset bisa berupa radio tape,
tape deck atau bisa juga diputar dengan menggunakan walkman.
c. CD dan DVD
CD ( Compact Disc )
dan juga DVD ( Digital Compact Disc ) adalah sebuah media penyimpanan
file audio yang di buat untuk merampingkan sistem penyimpanannya.Selain
ramping, keduanya memiliki kemampuan menyimpan file yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan pita kaset. Kualitas suara yang dihasilkan juga lebih
bagus. Kualitas suara akan menurun atau bahkan hilang jika permukaan disc
tergores, kotor, berjamur atau mengalami kerusakan lainnya. Alat yang
diperlukan untuk memutar CD atau DVD audio adalah CD player dan atau DVD
player.
d. MP3
MP3 merupakan salah
satu bentuk (format) penyimpanan file audio digital yang dianggap popular saat
ini. Disamping ukuran filenya yang lebih kecil, MP3 juga memberikan kualitas
suara yang lebih bagus jika dibandingkan dengan CD audio.Alat untuk memutar MP3
adalah MP3 player.Selain itu MP3 juga bisa diputar dengan iPod adalah salah
satu merk dari serangkaian alat pemutar media digital yang dirancang,
dikembangkan dan dipasarkan oleh Apple Computer.
e. Audio Digital (WAV)
WAV atau Waveform
audio format, merupakan salah satu format penyimpanan file audio yang
dirancang dan dikembangkan oleh Microsoft dan IBM.Perangkat yang diperlukan
untuk memutar WAV salah satunya adalah iPod.
f. iPod
iPod merupakan salah
satu merk sebuah alat pemutar WAV yang dikeluarkan oleh Apple Computer.
Microsoft juga mengeluarkan produk sejenis yang bisa digunakan untuk memutar
WAV maupun MP3, dengan merk Zune.
5. Fungsi Media
Audio dan Audio-Visual
a) Fungsi Media Audio
Fungsi media audio menurut Arsyad ( 2003 : 4 ) beliau mengutip pendapat
Sudjana dan Rivai ( 1991 : 130 ) adalah untuk melatih segala kegiatan
pengembangan keterampilan terutama yang berhubungan dengan aspek-aspek
keterampilan pendengaran, yang dapat dicapai dengan media audio ialah berupa :
Ø Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian.
Ø Megikuti pengarahan
Ø Melatih daya analisis
Ø Menentukan arti dan konteks
Ø Memilih informasi dan gagasan
Ø Merangkum, mengingat kembali dan menggali informasi.
Fungsi lain dari Media Audio adalah sebagai alat bantu bagi para pendidik,
karena sifatnya hanya sekedar membantu, maka dalam pemanfaatannya memerlukan
bantuan metode atau media lain, sehingga pengalaman dan pengetahuan siap
dimiliki oleh pendengar yang akan membantu keberhasilan. Selain itu juga
Sudjana ( 2005 : 129 ) menambahkan pemanfaatan fungsi Media Audio dalam pengajaran
terutama digunakan dalam :
Ø Pengajaran music literaty ( pembacaan sajak ) , dan kegiatan
dokumentasi.
Ø Pengajaran Bahasa Asing, baik secara Audio ataupun secara Audio Visual.
Ø Pengajaran melalui radio atau radio pendidikan
Ø Paket-paket untuk berbagi jenis materi, yang memungkinkan siswa dapat
melatih daya penafsirannya dalam suatu bidang studi.
b) Fungsi Media Audio Visual
Fungsi media dalam pembelajaran dalam konteks komunikasi memiliki fungsi
yang sangat luas yakni sebagai berikut :
1. Fungsi edukatif, memberikan pengaruh yang bernilai pendidikan, mendidik
siswa dan masyarakat untuk berfikir kritis, memberi pengalaman yang bermakna,
serta mengembangkan dan memperluas cakrawala berpikir siswa.
2. Fungsi sosial, memberikan informasi autentik dalam berbagai bidang
kehidupan dan konsep yang sama pada setiap orang sehingga dapat memperluas
pergaulan, pengenalan, pemahaman tentang orang, adat istiadat dan cara bergaul.
3. Fungsi ekonomis, dengan menggunakan media pendidikan pencapaian tujuan
dapat dilakukan dengan efisien, penyampaian materi dapat menekan sedikit
mungkin penggunaan biaya, tenaga, serta waktu tanpa mengurangi efektivitas
dalam pencapaian tujuan.
4. Fungsi budaya, memberikan perubahan-perubahan dalam segi kehidupan manusia,
dapat mewariskan dan meneruskan unsur-unsur budaya dan seni yang ada di
masyarakat.
Menurut Winataputra (Arindawati, 2004 : 47-48 ), bahwa media pembelajaran
berfungsi sebagai berikut :
a) Untuk mewujudkan situasi belajar
mengajar yang lebih efektif
b) Media pembelajaran sebagai bagian yang integral dari keseluruhan proses
pembelajaran
c) Media pembelajaran dalam penggunaanya harus relevan dengan tujuan dan isi
pembelajaran.
d) Hiburan dan memancing perhatian siswa
e) Untuk mempercepat proses belajar dalam menangkap tujuan dan bahan ajar
secara cepat dan mudah
f) Meningkatkan kualitas belajar mengajar.
g) Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkrit dalam menghindari
terjdinya penyakit verbalisme.
6. Kelebihan Dan Kekurangan Media Audio Dan Audio-Visual
a) Kelebihan Media Audio
Kelebihan media audio, Sadiman ( 2005 :50 ), adalah :
Ø Harga murah dan variasi program lebih banyak dari pada di TV.
Ø Dapat digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat
diulang atau diputar kembali.
Ø Sifatnya mudah dipindahkan.
Ø Dapat merangsang partisipasi aktif pendengaran sisiwa, serta dapat
mengembangkan daya imajinasi seperti menulis, menggambar dan sebagainya.
Ø Dapat memusatkan perhatian siswa membaca puisi seperti sastra, menggambar
musik dan bahasa
Kelebihan lainnya dari
Media Audio, Sadiman ( 2005 : 51 ), yaitu :
Ø Dapat menggantikan guru dengan lebih baik, misalnya menghadirkan ahli di
bidang-bidang tertentu, sehingga kelemahan guru dalam mengajar tergantikan.
Ø Pelajaran lewat radio bisa lebih bermutu baik dari segi ilmiah maupun
metodis. Ini mengingat guru kita terkadang jarang mempunyai waktu yang luang
dan sumber untuk mengadakan penelitian.
Ø Dapat menyajikan laporan seketika, karena biasanya siaran-siaran yang
aktual itu dapat memberikan kesegaran pada sebagian besar topik.
Kelebihan Media audio,
Arsyad ( 2003 : 45 ), adalah :
Ø Merupakan peralatan yang sangat murah dan lumrah sehingga mudah dijangkau
oleh masyarakat.
Ø Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga isi pesan
dapat berada ditempat secar bersamaan.
Ø Merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian.
Ø Rekaman dapat digunakan sendiri sebagai alat diagnosis guna untuk membantu
meningkatkan keterampilan membaca, mengaji, dan berpidato.
Ø Dalam pengoperasiannya relative sangat mudah.
b) Kekurangan Media Audio
Kekurangan media audio menurut Arsyad (2003 : 46 ), adalah :
Ø Dalam suatu rekaman sulit menemukan lokasi suatu pesan atau informasi, jika
pesan atau informasi tersebut berada ditengah-tengah pita, apalgi jika radio,
tape tidak memilki angka-angka penentuan putaran.
Ø Kecepatan rekaman dan pengaturan trek yang bermacam-macam menimbulkan
kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam
yang berbeda.
Sedangkan menurut Rivai
( 2005 : 131 ) penggunaan Media Audio dalam dunia pengajaran memiliki
kekurangan antara lain :
·
Memerlukan suatu
pemusatan pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu, sehinggga
pengertiannya harus didapat dengan cara belajar khusus.
·
Media Audio yang
menampilkan simbol dan digit analog dalam bentuk auditif adalah abstrak,
sehingga pada hal-hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.
·
Karena abstrak,
tingkatan pengertiannya hanya bisa dikontrol melalui tingkatan penguasaan
pembendaharaan kata-kata atau Bahasa. Serta susunan kalimat.
·
Media ini hanya akan
mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam
berfikir abstrak.
·
Penampilan melalui
ungkapan perasaan atau simbol analog lainnya daam bentuk suara harus disertai
dengan pembendaharaan pengalaman analog tersebut pada si penerima. Bila tidak
bisa maka akan terjadi kesalah pahaman.
c) Kelebihan media audio visual
Beberapa kelebihan atau kegunaan media Audio-Visual pembelajaran sama
dengan pengajaran audio visual yaitu :
- Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)
- Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti :
a. Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai,
film atau model.
b. Objek yang kecil di bantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau
gambar.
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame
lapse atau high speed photography
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi
lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal.
e. Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model,
diagram dan lain-lain.
f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan lain-lain)
dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar dan lain-lain.
g. Media audio visual bisa berperan dalam pembelajaran tutorial.
d) Kelemahan media audio visual
Pengajaran audio visual juga mempunyai beberapa kelemahan yang sama dengan
pengajaran visual, yaitu :
a. Terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangannya dan
tetap memandang materi audio visual sebagai alat bantu guru dalam mengajar.
- Media audio visual tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, karena media audio visual cenderung tetap di tempat.
- Media audio visual cenderung menggunakan model komunikasi satu arah.
Hal-Hal yang Perlu
Diperhatikan dalam Penggunaan Media yaitu:
1. Analisis Kebutuhan dan Karakteristik Siswa
Sebelum guru menggunakan media, guru hendaklah
terlebih dahulu mengetahui pengetahuan dan keterampilan awal yang dimiliki para
siswa sebelum mengikuti pelajaran yang disajikan melalui media tersebut, dengan
diketahuinya hal itu maka guru memiliki kemampuan dalam menentukan secara tepat
pengembangan media yang dirancang.[8]
2. Menetapkan Tujuan Pembelajaran
Merupakan langkah kedua dalam pemilihan media
pembelajaran yang cocok dalam pencapaian tujuan pembelajaran, yang mana hal ini
harus mengacu kepada salah satu ranah atau gabungan dari aspek kognitif,
afektif, maupun psikomotorik.[9] Penggunaan
media dalam pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari suatu
sistem pengajaran dan sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha
memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar.
3. Persiapan Guru
Ø Mempersiapkan media yang telah ditetapkan beserta segala sesuatu yang
dibutuhkan dalam penerapan media.
Ø Persiapan dalam keterampilan penguasaan penggunaan media, sehingga dalam
penerapannya dapat berfungsi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Ø Guru hendaknya menghitung untung dan ruginya dari pemanfaatan suatu media.
Ø Guru memberikan penjalasan lebih lanjut terhadap materi yang dianggap
kurang jelas pada meteri yang tertuang dalam media pembelajaran.
4. Persiapan Kelas
Ø Mempersiapkan kelas secara kondusif, baik itu dari segi kesiapan mental
siswa menerima pelajaran dengan menggunakan media yang telah dipilih, maupun
kesiapan suasana kelas dalam penerapan media pembelajaran.
Ø Berikan pengarahan khusus terhadap ide-ide yang sulit bagi siswa pada
materi yang akan disampaikan melalui media.
Ø Arahkan mereka dengan berbagai
stimulus.
Ø Pusatkan perhatian mereka melalui suatu komentar atau pertanyaan pendahulu.
5. Langkah penyajian media dalam kegiatan pembelajaran
Ø Media yang diberikan harus dapat memberikan dukungan terhadap isi bahan
pembelajaran, seperti bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan
generalisasi biasanya membutuhkan media agar lebih mudah untuk dipahami oleh
siswa.
Ø Media yang digunakan mudah untuk didapatkannya dan sesuai dengan taraf
berfikir siswa/ mudah digunakan.[10] Hal ini
sangat berpengaruh pada kemudahan dalam proses pembelajaran.
Ø Media harus dapat memfasilitasi siswa secara menyeluruh, sehingga pesan dan
informasi yang akan disampaikan diterima secara merata.
Ø Pesan atau informasi yang akan disampaikan melalui tidak boleh terganggu
oleh elemen lain, dalam artian ada kesesuaian antara media yang digunakan
dengan kesiapan suasana kelas.
Ø Media yang digunakan harus mampu menstimulasi siswa untuk terfokos pada
pembelajaran dan informasi atau pesan yang disampaikan dapat ditangkap secara
efektif oleh siswa.
6. Langkah kegiatan evaluasi
pembelajaran dan media
a) Evaluasi pembelajaran
Evaluasi ini digunakan untuk mengukur tentang sejauh mana keberhasilan
pembelajaran dapat mencapai kompotenasi minimal yang telah ditetapkan.[11]
b). Evaluasi media
Evaluasi ini digunakan untuk mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan
media dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan.
[1] Darmanto,
Media Pembelajaran, ( Jakarta: AJWPI, 2010), hal 29
[2] Syaiful Bahri Djaramah dan Aswan
Zain, Strategi
Belajar Mengajar,
(Jakarta: PT.Rineka Cipta 2010), hlm.124
[3] M.
Basyirudin Usman dan Asnawir, Media pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hal,96
[5] Syeful bahri, Op.
Cit, hal 141
[6] Azhar
Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2003),
hal 155
[7]
Darmanto, Media Pembelajaran, ( Jakarta: AJWPI, 2010), hal 29
[8] Dr. H. Asnawir dan M. Basyiruddin
Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002). Hal 137
[9] Agung
Eko Purwana, dkk, Pembelajaran IPS MI, (Surabaya: Lapis PGMI, 2009). Paket 7. Hal 6
[10] Arief
sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2005). Hal 86
[11] Kasful Anwar dan Hendra Harmi, Perencanaan Sistem Pembelajaran
KTSP. (Bandung: Alfabeta, 2010). Hal 129
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
“Speak politely, then people will respect you.”